Tuesday, June 18, 2013

Binangun

A. Sejarah Desa

Desa Binangun berdiri tepat pada Tahun 1504 M dengan diawali kedatangan seorang penyiar agama yang berasal dari Jawa Tengah yang bernama “ Ki Ubin “ dengan mengawali tinggal di daerah Babakan, pada awalnya Binangun berasal dari Bahasa Bina dan Bangun yang artinya dibina dan dibangun secara bersama-sama. Jadi secara harpiah pengertian Binangun adalah sebuah perkampungan yang masih memerlukan pembinaan dan pembangunan. Pada awal pemerintahan Binangun biasa juga disebut Bangun adalah sebuah kampung dan kepala pemerintahan wilayahnya bergelar kepala kampung dengan sebutan kepala kampung Bangun yang berada dalam wilayah Distrik Pamarican. Kampung Bangun yang dihuni oleh penduduk mayoritas Suku Sunda  dengan hampir seluruhnya menganut Agama Islam, telah mengalami beberapa kali pergantian kepala kampung, yaitu :
  1. Tahun 1510 sampai dengan tahun 1811 Kepala kampungnya bernama Ubin 
  2. Tahun 1811 sampai dengan tahun 1903 Kepala kampungnya bernama Erpol 
  3. Tahun 1903 sampai dengan tahun 1941 Kepala kampungnya bernama Murta’if 
  4. Tahun 1941 sampai dengan tahun 1950 Kepala kampungnya bernama Karta 
  5. Tahun 1950 sampai dengan tahun 1960 Kepala kampungnya bernama Nata Santana 
  6. Tahun 1960 sampai dengan tahun 1965 Kepala kampungnya bernama Suganda, Kidit, Jahidi (mengalami 3 x pergantian kepala kampung ) 
  7. Tahun 1965 sampai dengan tahun 1985 Kepala kampungnya bernama Ojo 
  8. Tahun 1985 sampai dengan tahun 1992 Kepala kampungnya bernama Kusnadi 
  9. Tahun 1992 sampai dengan tahun 1995 Kepala kampungnya bernama K. Dana S 
  10. Tahun 1995 sampai dengan tahun 2000 Kepala kampungnya bernama Dadang Mulyana (pejabat sementara). 
  11. Tahun 2000 sampai dengan tahun 2001 Kepala kampungnya bernama Amirudin (pejabat sementara). 
  12. Tahun 2002 sampai dengan tahun 2008 Kepala kampungnya bernama Elan Suherlan,S.IP 
  13. Tahun 2008 sampai dengan sekarang… Kepala kampungnya bernama H. Karjono.
         Dalam masa pemerintahan Nata Santana terbentuklah desa gaya baru dan Kampung Binangun berubah menjadi Desa Binangun tercatat sejak tahun 1960,sekaligus Nata Santana sebagai Kepala Desa Binangun yang kelima. Pada awal terbentuknya Desa Binangun, ada 3 (empat) lingkungan (organisasi di bawah desa) yaitu Lingkungan 1 Priagung, Lingkungan 2 Pangasinan, Lingkungan 3 Girimulya. Sepeninggal Nata Santana (Wafat) Desa Binangun mengalami Pergantian 3 kali pemimpin dalam jangka waktu Satu Priode, yang pertama oleh Suganda pada tahun 1960–1961, kemudian Kidit menjadi Kepala Desa Binangun menggantikan Suganda tahun 1961–1962, dilanjutkan dengan Jahidi pada tahun 1962 – 1965. Pada tahun 1992 Desa Binangun dimekarkan menjadi 2 (dua) desa, wilayah Desa Binangun bagian selatan (mekarannya) diberi nama Desa Sukajaya. Pemekaran Desa ini terjadi pada masa pemerintahan Kepala Desa K. Dana S. Setelah K. Dana S digantikan oleh Dadang Mulyana (pejabat sementara) sebagai Pelaksana Tugas Kepala Desa Binangun tahun 1995 – 2000. Selanjutnya Desa Binangun pada tahun 2005 mengalami pemekaran kembali, wilayah Desa Binangun bagian timur (mekarannya) diberi nama Desa Sukamukti pada masa Pemerintahan Elan Suherlan, S.IP, dengan kepercayaan masyarakat Desa Binangun, dari tahun 2008 sampai sekarang Pemerintahan Desa Binangun dipimpin oleh H. KARJONO.
   
B. Kondisi Umum Desa
     1. Batas desa
Desa Binangun secara administratif memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
- Bagian utara berbatasan dengan Desa Mekarsari
- Bagian Selatan berbatasan dengan Desa Sukajaya
- Bagian timur berbatasan dengan Desa Sukamukti
- Bagian barat berbatasan dengan Desa Neglasari

2. Kondisi geografi
Berdasarkan topografi wilayah, Desa Binangun memiliki luas sekitar 650,177 ha, berada di ketinggian 32 mdl dari permukaan laut serta tingkat kemiringan tanah 300, termasuk wilayah dataran tinggi dengan tingkat kesuburan tanahnya yang sangat produktif. Hal ini dapat dilihat dari jenis kesuburan tanah yang berwarna merah serta luas wilayah desa yang digunakan sebagai areal persawahan (sawah tekhnis dan sawah tadah hujan) dan perkebunan rakyat, yaitu  168 ha untuk areal persawahan dan  6,480 ha untuk areal perkebunan rakyat, sedangkan luas areal pemukiman hanya 238,420 ha yang ditunjang oleh dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan dengan intensitas curah hujan 160 Mm,  temperature udara berkisar rata-rata 30 0C – 35 0C. Jarak ibukota desa ke ibukota Kecamatan  4 km, dan ke ibukota kabupaten/kota 6 km dengan waktu tempuh 15 menit. Sedangkan jarak ibu kota desa ke Ibukota Provinsi 220 km dengan waktu tempuh 8 jam.

3. Kondisi Demografi
Hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Desa Katumbangan sebesar 3911 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 1.861 jiwa dan perempuan 2.050 jiwa.

Tabel 1 : jumlah penduduk menurut dusun dan jenis kelamin desa binangun
No
Dusun
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki - laki
Perempuan
1
Priagung
2.153
2.151
4.304
2
Pangasinan
…………..
……………
…………….
3
Girimulya
…………..
…………..
…………….


Sedangkan jumlah kepala keluarga sebesar 1.407 kk yang terdiri dari … kk laki-laki, dan … kk perempuan.


Tabel 2 : Jumlah kepala keluarga menurut dusun dan jenis kelamin Desa Katumbangan
No
Dusun
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki - laki
Perempuan
1
Priagung
…………..
…………..
1.407
2
Pangasinan
…………..
……………
…………….
3
Girimulya
…………..
…………..
…………….

4. Kondisi sosial
Desa Binangun terdiri atas 3 gedung SD, 1 TK, 1 TPA, 1 lembaga pendidikan agama, 1 perpustakaan, 12 Mesjid, 3 Posyandu dan 1 Puskesmas. Tingkat pendidikan penduduk Desa Binangun terdiri atas S3 3 orang, S2 5 orang, S1 60 orang, Diploma III 10 orang, Diploma II 10 orang, Diploma I 14 orang, SLTA/sederajat 3.541 orang, SLTP/sederajat 410 orang, SD/sederajat 500 orang, pernah sekolah SD tapi tidak tamat 280 orang, tidak pernah sekolah 50 orang, Belum sekolah 391 orang.  Jumlah penduduk miskin 742 jiwa yang terdiri dari laki-laki 414 jiwa dan perempuan 382 jiwa. Jumlah KK miskin sebanyak 461 KK yang terdiri dari 340 KK laki-laki dan 121 KK perempuan. Penduduk Desa Binangun sebagian besar adalah petani, dan buruh tani. Terbukti dengan Jumlah petani 1.077 jiwa dan buruh tani sekitar 1.125 jiwa, animo masyarakat untuk bersekolah tetap kurang. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya dorongan dari orang tua sebagai akibat dari rendahnya tingkat pendidikan orang tua itu sendiri. Sedangkan keadaan Tenaga Kerja yang paling menonjol adalah tingginya jumlah penduduk yang tidak memiliki keinginan untuk menjadi tenaga kerja terbukti hanya sekitar 600 jiwa jumlah penduduk yang bekerja di swasta.

5. Kondisi ekonomi
Penduduk Desa Binangun sebagian besar bekerja sebagai petani dan petani penggarap, sebagian dari mereka merangkap sebagai buruh tani, petani kebun, tukang batu/kayu, buruh bangunan, usaha kios, pencari kelapa, tukang panjat kelapa, kumpul pasir, pembuat batu bata, pembuat genting, dan usaha ternak. Potensi ekonomi desa ; terdapat 6 penggilingan padi, 1 usaha kios, 55 usaha warungan, 8 warung kelontongan, 4 warung nasi Usaha rumah tangga terdiri dari usaha makanan ( keripik singkong, sale pisang, opak, tahu ), kue-kue, gula kelapa, dan menjahit Usaha Industri bahan baku alam ( Bata merah, Genteng, dan tegel ). Sedangkan potensi desa yang paling menonjol adalah sawah (petani padi). Keterlibatan seluruh anggota keluarga dalam satu jenis pekerjaan menunjukkan tidak efisiennya pembagian kerja sehingga mengakibatkan rendahnya rata-rata penghasilan dari mereka. Jenis tanaman yang ada di Desa Binangun terdiri dari tanaman keras yang melalui proses adaptasi sehingga dapat berproduksi dengan baik pada tempat yang tergolong rendah dengan keadaan tanah kering. Adapun tanaman perkebunan yang menjadi andalan penduduk setempat adalah mangga, alpokat, jeruk dan manggis. Sedangkan untuk areal tanaman pertanian meliputi areal persawahan yaitu padi, kacang kedelai, jagung, cabe, kacang tanah, kacang panjang dan lain-lain. Dengan melihat gambaran potensi yang ada di Desa Binangun terutama sumber daya alamnya yang tinggi, perlu adanya daya dukung lingkungan terutama sarana jalan yang dari tahun ke tahun semakin kurang berkualitas (rusak) sebagai sarana untuk memperlancar perekonomian Desa Binangun yang mayoritas masyarakatnya adalah petani.

6. Kelembagaan
  • Lembaga pemerintahan ; Pemerintah Desa, BPD, Rukun Tangga, Rukun Warga 
  • Lembaga kemasyarakatan; LPM, PKK, Karang Taruna. 
  • Lembaga Keagamaan; MUI, Dewan Kemakmuran Mesjid, Remaja Mesjid. 
  • Lembaga politik 
  • Lembaga Ekonomi; Gapoktan, Kelompok Tani, P3A, Kelompok Ternak, PNPM, LKD, Bumdes 
  • Lembaga Pendidikan; SD, MI, Taman Pengajian Alquran, Yayasan Anak Yatim Piatu 
  • Lembaga Keamanan; Linmas 
  • Lembaga Olah raga; Klub sepak bola, Klub Bola Volly

Disamping lembaga formal tersebut terdapat pula lembaga non formal seperti kelompok simpan pinjam, kelompok pertukangan dan kelompok usaha ekonomi lainnya.

7. Kondisi Pemerintahan Desa
    a. Pembagian wilayah Desa
Saat ini Desa Binangun terdiri dari 3 (tiga) Dusun, tiap dusun di kepalai oleh masing-masing Kepala Dusun.

Tabel 3 : Jumlah Dusun dan nama Kepala Dusun Desa Binangun
No
Dusun
Kepala Dusun
1
Priagung
N. Ruhayat
2
Pangasinan
Jaja Iskandar
3
Girimulya
Dadang Supena


    b. Struktur Organisasi Tata Kerja Desa
               1.    Struktur organisasi Desa



 

                2. Struktur organisasi BPD





                                                                                                                                       

C. Masalah Mendasar
Masalah mendasar yang diidentifikasi di Desa Binangun adalah sebagai berikut :
     1. Bidang Pengembangan Wilayah
  • Kondisi jalan Desa dan jalan lingkar desa sepanjang 4300 m rusak parah
  • Akses jalan tani kurang memadai
  • Setiap tahun lahan pertanian dan pemukiman terendam banjir kiriman
  • Abrasi sungai mengancam kelangsungan pemukiman warga
  • Tanggul lening sekunder dan tersier yang mengairi lahan pertanian sering
  jebol
  • Kurangnya pintu distribusi air pada lahan pertanian
  • Pada musim banjir/musim hujan, air menggenangi jalan dan pemukiman
    2. Bidang Ekonomi
  • Banyaknya lahan pertanian yang menganggur pada musim kemarau
  • Kurangnya modal usaha bagi petani
  • Produktifitas kakao menurun drastis
  • Usaha peternakan sangat potensial tapi kurang berkembang
  • Perkembangan home industri dan industri kecil sangat lamban
     3. Bidang Sosial Budaya
  • Tingginya jumlah anak usia sekolah yang tidak bersekolah
  • Banyaknya anak usia dini yang belum mendapatkan layanan pendidikan
  • Masih banyak warga membuang tinja di sembarang tempat
  • Sebagian besar penduduk kesulitan memperoleh air bersih
  • Fasilitas Puskesmas tidak memadai
  • Sebagian besar ibu hamil menggantungkan kelahiran pada dukun
  • Tingginya jumlah pengangguran generasi muda dan perempuan
  • Sebagian besar lahan warga belum tersertifikasi
         • Perlunya peningkatan kapasitas aparat desa dan anggota BPD